I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Ikan merupakan bahan
makanan yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ikan mengandung
gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Ikan yang akan dikonsumsi harus diolah
sesuai dengan keinginan kita. Biasanya masyarakat Indonesia mengolah ikan
menjadi bakso tetapi sebelum menjadi bakso kita terlebih dahulu mengolah ikan
menjadi surimi. Surimi dihasilkan dari ikan yang telah dilumatkan dan telah
melalui proses pencucian dengan air dingin.
Surimi yang
didapatkan tergantung ikan yang digunakan, sebaiknya ikan yang digunakan adalah
ikan yang memiliki daging berwarna putih, karena daging berwarna putih akan
menghasilkan kenampakan yang baik. Ikan yang digunakan juga ikan yang
benar-benar segar. Proses pembuatan surimi sangat sederhana dan tidak memakan
waktu yang lama. Pembuatan surimi benar-benar harus dilakukan dalam keadaan
steril.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk
mengetahui proses pengolahan daging ikan menjadi surimi
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan
bahan tambahan pada pembuatan surimi
1.3. Waktu dan
Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu dan pelaksanaan praktikum adalah sebagai
berikut:
Hari/tanggal :
Selasa/7 Juni 2011
Puku :
08.00-selesai
Tempat :
Workshop Akademi Perikanan Sidoarjo
II.
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum pengolahan surimi adalah:
·
Food
processing
·
Timbangan analitik
·
Baskom plastik
·
Kain saring
·
Sendok
·
Pisau
·
Gelas ukur
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
pada praktikum pengolahan surimi yaitu:
·
Daging ikan nila bentuk fillet dilumatkan kemudian ditimbang
dengan berat awal 3 kg
·
Garam 3 %
·
STPP 0,05 %
·
Sorbitol 4 %
·
Es batu, secukupnya
2.2.
Prosedur Kerja
1.
Ikan nila dipisahkan dari kulitnya.
2.
Kemudian daging ikan dihancurkan/dilumatkan dengan mesin food processing.
3.
Selanjutnya dilakukan proses leaching, yaitu dengan cara mencuci daging ikan
yang telah dilumatkan dengan es yang diberi sedikit garam. Kemudian diaduk
selama kurang lebih 5 menit sambil daging ikan diremas-remas agar hancur.
4.
Ikan yang telah di leaching kemudian dipres dengan cara
memerasnya dengan menggunakan kain
saring. Proses leaching dilakukan selama dua kali.
5. Selanjutnya daging ikan yang telah
dipres, dimasukkan ke dalam baskom plastik dan dicampur dengan bahan tambahan
STPP dan sorbitol. Kemudian diaduk hingga merata.
6. Surimi telah selesai diproses
kemudian dikemas dalam kemasan plastik dan ditimbang, diberi label, kemudian bekukan
dalam freezer.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Proses Pengolahan Surimi
3.1.1.
Bahan baku
Bahan
baku yang digunakan dalam praktikum pengolahan surimi adalah daging ikan nila
bentuk fillet. Menurut Suryanto
(1994), ikan nila memilki kandungan air yang paling tinggi yaitu sebesar 79.44%
kemudian kadar proteinnya sebesar 12.52% sedangkan komposisi terendahnya adalah
kadar abu dan karbohidrat sebesar 1.26%. Dapat diketahui juga bahwa ikan nila
lebih banyak memilki daging putih yaitu sebesar 24.23% daripada daging merah
yang hanya ada sekitar 2.92%. Hal ini menandakan bahwa ikan nila memilki kadar
protein yang lebih tinggi dan kadar lemak lebih rendah. Selain itu, persentase
daging merah tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa ikan nila hanya sedikit
mengandung protein sarkoplasma sehingga ikan nila dapat digunakan dalam
pembuatan surimi karena hanya mengandung sedikit protein penghambat dalam
pembentukan gel. Warna merah pada daging tersebut disebabkan oleh adanya
mioglobin yang merupakan bagian dari protein sarkoplasma yang terdiri atas
fraksi protein disebut globin dan fraksi nonprotein yang disebut heme. Begitu
pula pada daging putih yang mengindikasikan bahwa nila memiliki kandungan
protein miofibril yang cukup tinggi yang berperan dalam penggumpalan dan
pembentukan gel pada surimi atau produk olahan lainnya.
3.1.2. Penggilingan daging
Daging
fillet ikan nila dipisahkan dari
kulitnya dengan cara dikupas dengan menggunakan pisau. Kemudian daging ikan
dihaluskan dengan menggunakan food
processing. Proses penghalusan daging ikan ini dilakukan selama dua kali
agar daging yang dihasilkan menjadi benar-benar halus.
3.1.3. Leaching
Leaching
merupakan proses pencucian atau perendaman daging ikan dengan menggunakan air
es yang bertujuan untuk memperbaiki warna ikan. Proses leaching ini meliputi pencucian daging ikan yang dilumatkan dengan
4 liter air, 3% garam, dan es batu secukupnya. Perbandingan ikan dengan air
dingin 1 : 4 dan perendaman dilakukan selama 15 menit sambil di aduk-aduk dan
diremas-remas agar lemak yang terdapat pada ikan dapat keluar. Kemudian diperas
dengan menggunakan kain saring. Tiap ujung kain diikat kuat pada suatu tiang.
Selanjutnya, rendaman daging ikan dituang ke dalam kain saring tersebut. Untuk
memisahkan antara daging dengan air, pada ujung kain digoyang-goyangkan dengan
gerakan memutar agar air yang keluar cukup banyak. Proses leaching tersebut
dilakukan selama dua kali ulangan perendaman. Dengan perlakuan leaching
akan dapat memperbaiki warna daging menjadi lebih putih dan mengenyal.
3.1.4.
Penimbangan
Setelah dilakukan proses leaching,
daging dimasukkan dalam baskom plastik dan selanjutnya daging ditimbang dengan
menggunakan timbangan analitik. Berat daging yang di dapat adalah 27,25 kg.
Berarti daging berkurang sebanyak 0,1 %.
3.1.5.
Pencampuran bahan tambahan
Bahan tambahan yang digunakan dalam
pembuatan surimi adalah STPP dan sorbitol. STPP ini berbentuk serbuk dan
berfungsi untuk meningkatkan elastisitas pada produk surimi dan mengurangi
penyusutan pada penyimpanan beku. Bahan tambahan
ini berfungsi sebagai krioprotektan yang dapat melindungi
surimi dari kehilangan cairan dan melindungi surimi dari degradasi protein pada
proses pembekuan. Sedangkan
sorbitol berbentuk cairan yang berfungsi untuk perasa manis/pengganti gula,
pengawet, memperbaiki kenampakan agar tidak terjadi dehidrasi selama proses
penyimpanan.
3.1.6. Pengemasan
Kemasan
yang digunakan adalah plastik jenis poly
ethilen. Surimi dimasukkan ke dalam plastik tersebut kemudian ditimbang
dengan menggunakan timbangan digital. Tiap satu kemasan plastik memiliki berat
0,5 kg. Selanjutnya, produk surimi tersebut diberi label.
3.1.7. Pembekuan
Pembekuan dilakukan di dalam
freezer. Pembekuan juga sangat berperan aktif dalam proses pembuatan surimi. Surimi
merupakan produk olahan yang cepat mengalami pembusukan, oleh karena itu
dilakukan pembekuan untuk mempertahankan kualitas atau mutu surimi saat
penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Murniyati (2005) bahwa pembekuan
ikan adalah menerapkan metode unggul guna mempertahankan sifat-sifat mutu pada
ikan dengan teknik penarikan panas secara efefktif dari ikan agar suhu ikan
turun sampai pada suatu tingkat suhu rendah yang stabil, dalam arti ikan itu
hanya mengalami proses perubahan yang minimum selama proses penbekuan,
penyimpanan beku dan distribusi, sehingga dapat dinikmati oleh konsumen akan
nilai dan faktor mutunya dalam keadaan segar atau keadaan seperti yang dimiliki
produk itu sebelum dibekukan.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan
pada praktikum proses pembuatan surimi adalah sebagai berikut:
1.
Ikan yang digunakan pada praktikum
pembuatan surimi adalah ikan nila segar yang memiliki daging yang putih
sehingga kualitas surimi yang dihasilkan baik karena ikan berdaging putih
memiliki keelastisitas tinggi.
2.
Pengolahan surimi pada praktikum ini
yaitu dengan cara melumatkan/menghaluskan daging ikan dan memberikan beberapa
bahan tambahan berupa bumbu pengolahan surimi melewati proses pembekuan.
3.
Bahan tambahan yang digunakan pada
pembuatan surimi yaitu garam, sorbitol, dan STPP.
4.
Leaching
merupakan proses pencucian atau perendaman daging ikan dengan menggunakan air
es yang bertujuan untuk memperbaiki warna ikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sulastri. 2011. Karakterisasi Surimi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). http://suhanasulastri.blogspot.com/2011/03/karakterisasi-surimi-ikan-nila.html [13 Juni 2011]
Murniyati, AS. 2005. Pembekuan Ikan. SUPM Tegal. Tegal.
weleh2 ini mah laporan nya cuman 4 lembar doang.... musti revisi banyak2... reference nya kurang dek... tambah lagi dek.
BalasHapus